Marissa Haque adalah salah satu nama besar di dunia hiburan dan politik Indonesia. Selama beberapa dekade, dia berhasil menorehkan prestasi baik sebagai aktris film populer maupun sebagai politikus yang memiliki komitmen terhadap perubahan sosial. Kepergiannya pada Oktober 2024 meninggalkan jejak yang mendalam bagi masyarakat Indonesia yang telah lama mengenalnya sebagai sosok yang multitalenta.
Perjalanan Karier di Dunia Hiburan
Lahir pada tanggal 15 Oktober 1962, Marissa Haque memulai kariernya di industri perfilman Indonesia pada awal 1980-an. Saat itu, industri film Indonesia sedang berada pada masa kejayaannya, dan Marissa segera menjadi salah satu bintang muda yang paling bersinar. Penampilannya dalam film seperti Kembang Semusim (1980) dan Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) menjadikannya salah satu aktris paling dikenal di generasinya(
Film Tinggal Landas Buat Kekasih bahkan memberikan Marissa penghargaan di Festival Film Indonesia sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada tahun 1985(
Wikipedia). Tak hanya itu, perannya dalam film-film romantis dan drama sosial lainnya semakin mengukuhkan namanya sebagai salah satu aktris papan atas.
Keluarga dan Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1986, Marissa menikah dengan Ikang Fawzi, seorang musisi rock dan aktor yang juga terkenal di era yang sama. Pernikahan mereka mencuri perhatian publik karena keduanya merupakan figur terkenal di dunia hiburan. Mereka dikaruniai dua anak perempuan, Isabella dan Marsha Chikita Fawzi. Isabella mengikuti jejak orang tuanya di bidang seni, sedangkan Marsha menjadi animator yang sukses(
RCTI+)(
Marissa dan Ikang dikenal sebagai pasangan harmonis yang langgeng di tengah kerasnya kehidupan dunia hiburan. Dalam berbagai wawancara, mereka sering membagikan kisah bagaimana mereka saling mendukung dalam karier dan kehidupan pribadi.
Terjun ke Dunia Politik
Setelah mencapai puncak kariernya di dunia perfilman, Marissa memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Pada awal 2000-an, ia bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan mulai aktif dalam berbagai kegiatan politik. Keputusan ini mencerminkan keinginannya untuk berkontribusi lebih dalam bidang sosial dan memperjuangkan perubahan di Indonesia(
Marissa mencalonkan diri dalam berbagai pemilihan legislatif, termasuk mencalonkan diri untuk kursi DPR di beberapa daerah seperti Bogor dan Lampung. Meskipun tak selalu berhasil dalam pemilihannya, dedikasinya terhadap politik tak pernah surut. Ia berkomitmen untuk memperjuangkan isu-isu perempuan, pendidikan, dan lingkungan(Wikipedia).
Namun, karier politiknya tidak luput dari kontroversi. Salah satu yang paling dikenal adalah ketika ia menggugat hasil pemilihan kepala daerah Banten pada tahun 2006. Marissa menganggap proses pemilihan tersebut tidak adil, dan tuntutannya memicu perdebatan besar di masyarakat(Wikipedia). Meskipun mengalami tantangan, Marissa tetap aktif menyuarakan pendapatnya dalam isu-isu politik dan sosial.
Pendidikan dan Kontribusi Lainnya
Selain dunia hiburan dan politik, Marissa juga memiliki latar belakang pendidikan yang kuat. Ia meraih gelar magister dan doktor dalam bidang lingkungan dari Universitas Indonesia, menunjukkan minatnya yang besar dalam isu-isu terkait keberlanjutan dan pelestarian alam. Minat ini kemudian tercermin dalam kegiatannya di berbagai organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang lingkungan.
Dalam beberapa kesempatan, Marissa menjadi pembicara di berbagai seminar dan forum diskusi yang membahas isu-isu perempuan dan lingkungan. Keaktifannya di bidang akademik dan sosial memperkuat citra dirinya sebagai seorang yang tidak hanya peduli dengan ketenaran, tetapi juga dengan substansi dan dampak nyata bagi masyarakat.
Warisan di Industri Hiburan
Meskipun fokusnya kemudian bergeser ke politik dan aktivisme sosial, Marissa Haque tetap dikenang sebagai salah satu aktris legendaris Indonesia. Di era 1980-an hingga awal 1990-an, ia telah membintangi lebih dari 30 film dan sinetron, termasuk beberapa judul yang masih dikenang hingga saat ini. Ia dikenal karena kemampuannya memerankan karakter yang kompleks dan emosional, yang membuatnya mendapatkan banyak penggemar setia.
Film-film yang ia bintangi sering kali memiliki tema sosial yang kuat, seperti ketidakadilan, cinta, dan pengorbanan, yang masih relevan hingga sekarang. Penampilannya yang memukau dalam Jejak Pengantin (1984), Pandawa Lima (1983), dan Pesona Natalia (1986) adalah beberapa contoh bagaimana ia meninggalkan kesan mendalam di hati penonton(
Kematian dan Kenangan
Pada tanggal 2 Oktober 2024, Marissa Haque meninggal dunia di usianya yang ke-61 tahun. Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga, teman, dan penggemarnya. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Premiere Bintaro dalam tidurnya(
Kepergian Marissa menimbulkan duka mendalam di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak yang mengenang kontribusi besar yang telah ia berikan di berbagai bidang. Marissa dimakamkan di TPU Tanah Kusir, sesuai dengan keinginannya. Prosesi pemakamannya dihadiri oleh keluarga, kerabat dekat, dan para penggemarnya yang ingin memberikan penghormatan terakhir(
Penutup
Marissa Haque adalah seorang perempuan multitalenta yang berhasil meniti karier di berbagai bidang. Mulai dari dunia hiburan hingga politik, ia menunjukkan bahwa seorang perempuan bisa memberikan dampak besar dalam masyarakat. Kepergiannya meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi dunia seni dan politik Indonesia. Diingat sebagai aktris berbakat, politikus yang gigih, dan sosok yang peduli pada lingkungan, Marissa Haque telah menorehkan namanya sebagai salah satu tokoh perempuan inspiratif di Indonesia.
Warisan karya dan dedikasinya akan terus hidup melalui film-filmnya dan pengaruh positif yang ia tinggalkan. Di balik berbagai peran yang pernah ia mainkan, baik di depan kamera maupun di dunia nyata, Marissa Haque akan selalu dikenang sebagai sosok yang berani, inspiratif, dan penuh semangat(